
Akhir-akhir ini cuaca yang sangat panas terasa mengganggu kenyamanan kala beraktivitas. Fenomena tersebut awalnya dianggap sebagai salah satu gejala gelombang panas (heat wave). Namun, penyebab heat wave Indonesia nyatanya bukan sekadar gelombang panas biasa, melainkan juga diperparah efek pemanasan global (global warming) yang melanda dunia. Kombinasi inilah yang membuat suhu rata-rata pada hampir seluruh wilayah tanah air mengalami kenaikan drastis. Itulah sebabnya persoalan global warming and heat waves menjadi salah satu isu lingkungan yang butuh perhatian serta penanganan khusus di tingkat internasional [1].
Secara garis besar, cuaca panas yang terjadi di Indonesia pada Oktober 2025 disebabkan oleh beberapa peristiwa alam secara bersamaan sebagai berikut:
Matahari terletak di posisi selatan pada bulan Oktober hingga Maret sehingga bagian selatan bumi (termasuk Indonesia) menerima intensitas panas lebih besar dari biasanya. Hal ini dapat terjadi karena posisi kemiringan bumi sebesar 23,50 dari sumbunya.
Pembentukan awan hujan sedang berkurang sehingga menyebabkan radiasi matahari menyentuh permukaan bumi tanpa penghalang.
Monsun Australia membawa angin kering dan hangat yang disebut gelombang panas hingga menyebabkan peningkatan suhu udara di tanah air [3].
Berkurangnya daerah serapan panas di Indonesia karena jumlah lahan hijau semakin minim dan tergantikan oleh jalanan aspal serta gedung-gedung bertingkat.
Akumulasi gas rumah kaca (seperti karbon monoksida dan metana) di atmosfer yang menjadi biang keladi penyebab global warming.
Perbedaan global warming and heat waves bisa diklasifikasikan berdasarkan beberapa hal berikut ini:
Definisi: heat waves adalah perubahan suhu udara di suatu area menjadi lebih panas selama kurang lebih 5 hari berturut-turut. Sementara itu, global warming adalah peningkatan suhu bumi, atmosfer, lautan, dan daratan yang terjadi secara bertahap dan merata.
Jangka waktu: heat waves terjadi dalam waktu lebih singkat, sedangkan global warming memengaruhi iklim jangka panjang.
Cakupan wilayah: heat waves biasanya melanda wilayah tertentu dalam cakupan kecil, bahkan bisa saja terjadi pada sebagian wilayah dalam satu negara. Sebaliknya, global warming melanda seluruh kawasan di dunia tanpa terkecuali.
Penyebab: heat waves bisa disebabkan beberapa faktor, antara lain udara hangat yang terperangkap di suatu wilayah sehingga suhu di kawasan tersebut semakin panas, rotasi bumi yang membuat posisi matahari cenderung lebih dekat dari biasanya pada periode tertentu, serta kelembapan udara rendah yang membuat pembentukan awan hujan terhambat [2]. Sementara itu, global warming terjadi karena konsentrasi gas rumah kaca meningkat dan membentuk lapisan baru di atmosfer. Kemunculan lapisan itu membuat kemampuan permukaan bumi memantulkan sinar matahari jadi berkurang. Akibatnya, sinar matahari terperangkap di atmosfer hingga menyebabkan peningkatan suhu secara global.
Ciri: jika ditinjau secara umum, ciri heat waves dan global warming sekilas terlihat sama. Kendati demikian, heat waves terjadi dalam periode lebih singkat dan cuaca lingkungan bisa berangsur-angsur normal, sedangkan global warming berlangsung dalam waktu lama.
Cuaca ekstrem akibat gelombang panas maupun global warming harus diwaspadai karena berisiko mengganggu kesehatan. Peningkatan suhu udara secara berlebihan tersebut membuat tubuh lebih rentan kehilangan cairan selama beraktivitas hingga berujung pada dehidrasi.
Dehidrasi adalah kondisi saat jumlah cairan tubuh yang hilang atau keluar lebih banyak daripada asupan yang dikonsumsi sehingga rentan mengakibatkan sejumlah gangguan kesehatan. Padahal, asupan air yang cukup setiap hari sangat penting untuk mewujudkan beberapa manfaat, yaitu:
Menjaga kestabilan suhu tubuh.
Memperlancar aliran darah ke otak sehingga lebih mudah fokus, selalu kreatif, dan suasana hati relatif stabil.
Mendukung kinerja organ pencernaan sehingga tubuh terhindar dari berbagai penyakit, seperti sembelit dan kanker usus.
Mengeluarkan racun serta kotoran dari tubuh dalam bentuk cairan berupa urine dan keringat.
Membantu memaksimalkan, pembentukan otot, menjaga kepadatan tulang, dan melumasi sendi.
Dehidrasi dapat diidentifikasi dan diatasi berdasarkan kemunculan gejala-gejala ini [4]:
Merasa haus dan bibir kering.
Kulit juga kering dan elastisitasnya berkurang drastis.
Tubuh lemas dan gampang lelah sehingga sulit beraktivitas.
Tidak ada air mata ketika menangis.
Susah fokus, pusing, dan kebingungan.
Jantung berdenyut lebih cepat dibandingkan kondisi normal.
Frekuensi buang air kecil berkurang disertai kondisi urine berwarna kuning pekat.
Kehilangan kesadaran (pingsan) akibat berkurangnya aliran serta tekanan darah ke otak dan jantung.
Jangan sampai cuaca panas ekstrem membuat Anda mengalami dehidrasi. Lakukan beberapa cara ini untuk memastikan tubuh terhidrasi dengan baik setiap saat:
Selalu Ingat Minum Air di Sela-Sela Aktivitas
Cara mencegah dehidrasi yang paling penting untuk dilakukan adalah minum air dalam jumlah cukup di sela-sela aktivitas. Pastikan kalau Anda selalu mencukupi kebutuhan air bagi tubuh sebanyak kurang lebih 2,5 L per hari. Bila Anda sering lupa minum karena sibuk berkegiatan, cobalah memasang pengingat melalui aplikasi HP atau smartwatch. Patuhi jadwal minum air secara disiplin setiap kali Anda mendapat notifikasi pengingat.
Prioritaskan Air Mineral dengan Kemasan Praktis
Salah satu hal yang membuat banyak orang jarang minum saat beraktivitas adalah enggan repot membawa botol air minum. Padahal, kondisi tersebut bisa disiasati dengan memilih air mineral berkualitas yang kemasannya praktis. Pilih air mineral kemasan yang isinya banyak untuk mencukupi kebutuhan asupan air bagi tubuh selama seharian. Dengan demikian, Anda tak perlu repot mengisi botol minum ketika sedang sibuk.
Batasi Aktivitas Fisik di Luar Ruangan pada Siang Hari
Alangkah lebih baik jika Anda berusaha membatasi aktivitas fisik di luar ruangan pada siang hari saat kondisi cuaca mencapai suhu tertinggi. Kalau terpaksa beraktivitas di luar ruangan pada cuaca panas ekstrem, gunakan pakaian berbahan sejuk yang tertutup supaya tidak terlalu berkeringat. Jangan lupa membawa bekal air mineral dalam jumlah cukup untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang selama berkegiatan di tengah cuaca panas.
Cuaca panas ekstrem yang menimbulkan sensasi kurang nyaman tak akan menyebabkan dehidrasi jika Anda sudah mahir menyiasatinya. Soal urusan memilih air mineral andalan untuk menemani aktivitas sehari-hari, ada AQUVIVA yang siap jadi solusinya. Air mineral dengan kemurnian optimal dan mineral seimbang serta sejuk di setiap tegukan ini berasal dari sumber air pilihan yang telah melalui Teknologi 7 Tahap Nano Purifikasi. Proses pengolahan tersebut mampu mempertahankan mineral baik, penting, dan seimbang bagi tubuh.
Air mineral AQUVIVA yang menyajikan kesejukan di setiap teguknya terdiri dari 3 pilihan ukuran kemasan, yaitu 250 ml, 700 ml, dan 1,6 L. Isinya 100 ml lebih banyak dan botolnya didesain ergonomis sehingga nyaman digenggam dan dibawa saat beraktivitas.
Tak hanya berkomitmen mendukung gaya hidup seimbang, air mineral AQUVIVA juga menghadirkan Program Kejutan Tutup Botol yang berlangsung hingga 31 Desember 2025. Setiap kali minum AQUVIVA, Anda berpeluang meraih hadiah dengan total miliaran rupiah dari balik tutup botol.
Beragam hadiah menarik menanti, seperti mobil Toyota Fortuner, mobil listrik Wuling Air EV, iPhone, emas Logam Mulia (LM), hingga miliaran rupiah uang tunai. Ini saatnya mendapatkan kebaikan air mineral AQUVIVA yang sejuk dan ringan di setiap teguk sambil mencoba peruntungan pada Program Kejutan Tutup Botol yang seru.
***
Source :
1. CNN (2025)
Apakah Anda berpikir bahwa air mineral yang jernih selalu baik untuk tubuh? Jawabannya, belum tentu. Tidak semua air yang terlihat murni mengandung kualitas yang dibutuhkan, dan memilih air mineral murni alami sangat penting untuk kesehatan jangka panjang kita.
Meski cuaca dingin saat musim hujan, tubuh tetap butuh asupan cairan. Air Mineral AQUVIVA bantu penuhi kebutuhan hidrasi harian agar tubuh tetap segar dan bugar sepanjang hari.