
Musim hujan identik dengan suhu yang lebih sejuk, bahkan cukup dingin di beberapa wilayah. Banyak orang menantikan suasana ini, namun tanpa disadari hawa dingin justru membuat rasa haus berkurang. Alhasil, kebiasaan minum air pun menurun karena tubuh terasa tidak terlalu membutuhkan cairan.
Padahal, meski cuaca dingin, tubuh tetap memerlukan asupan air yang sama seperti biasanya. Jika kebutuhan cairan tidak terpenuhi, risiko dehidrasi justru dapat meningkat tanpa kita sadari.
Jadi, apakah benar tubuh tidak terlalu membutuhkan asupan air ketika cuaca dingin?
Respons tubuh yang membuat Anda enggan minum saat cuaca dingin terjadi karena pembuluh darah menyempit untuk mempertahankan suhu tubuh tetap hangat. [1]. Kondisi ini membuat aliran darah fokus melindungi orang-organ vital sehingga menyebabkan otak kadang berpikir bahwa tubuh terhidrasi dengan baik.
Kendati demikian, bukan berarti tubuh tidak dapat mengalami dehidrasi saat cuaca dingin. Kecenderungan minum lebih sedikit pada musim hujan justru meningkatkan risiko dehidrasi karena asupan air harian yang dibutuhkan tubuh tidak terpenuhi.
Faktanya, kebutuhan air bagi tubuh tidak berubah meskipun musim berganti. Sebanyak 60% hingga 70% komposisi tubuh manusia terdiri dari air. Itulah sebabnya tubuh membutuhkan asupan air yang cukup supaya proses metabolisme senantiasa berlangsung normal.
Sayangnya, hingga saat ini masih banyak orang memercayai mitos bahwa tubuh tidak butuh banyak asupan air ketika cuaca dingin di musim hujan. Apalagi rasa haus yang berkurang drastis kerap membuat siapa pun jadi enggan atau lupa minum pada cuaca dingin. Oleh karena itu, diri sendiri harus lebih sigap memenuhi kebutuhan air harian bagi tubuh meskipun tak mudah haus selama beraktivitas di tengah cuaca dingin.
Beberapa faktor pemicu dehidrasi yang kerap terjadi sewaktu musim hujan menyebabkan cuaca lebih dingin, antara lain:
Volume Urine Meningkat
Saat cuaca dingin membuat pembuluh darah menyempit, maka tekanan darah jadi meningkat ketika menyuplai oksigen dan nutrisi ke seluruh organ tubuh [2]. Hal ini membuat ginjal bereaksi menyaring kelebihan cairan dalam darah, sehingga volume darah pun berkurang. Tahapan itulah yang menghasilkan zat sisa berupa urine dengan volume lebih banyak dibandingkan ketika cuaca panas.
Keringat Langsung Mengering
Efek udara dingin membuat keringat cepat sekali menguap ketika baru keluar dari pori-pori kulit. Situasi ini bahkan kerap membuat orang tidak menyadari bahwa dirinya sedang berkeringat. Alhasil, banyak orang merasa dirinya masih terhidrasi dengan baik karena tidak merasa haus atau kegerahan meskipun asupan air bagi tubuh belum terpenuhi.
Udara saat Cuaca Dingin Cenderung Kering
Tubuh kehilangan cairan sedikit demi sedikit dalam bentuk uap air ketika bernapas. Sayangnya, cairan yang hilang tersebut tidak tergantikan saat menarik napas sewaktu cuaca dingin karena kondisi udara cenderung kering. Hal inilah yang turut memperbesar risiko dehidrasi pada musim hujan.
Dehidrasi yang terjadi di bulan musim hujan sewaktu cuaca dingin biasanya menimbulkan beberapa gejala berikut ini:
Mudah lelah, lemas, dan pusing karena suplai energi dan oksigen dalam darah terhambat.
Rongga mulut kering menyebabkan bakteri penyebab bau mulut mudah berkembang biak sehingga napas berbau tak sedap [2].
Frekuensi buang air kecil berkurang dan warna urine menjadi lebih gelap dari biasanya.
Udara dingin yang kering membuat kulit dan bibir kehilangan kelembapan. Akibatnya, kulit dan bibir menjadi kering, bertekstur kasar, bahkan bersisik serta mengelupas.
Proses pelumasan pada tubuh terganggu, sehingga sendi menjadi kaku dan otot lebih mudah mengalami kram.
Sulit fokus dan kebingungan sehingga konsentrasi menurun selama beraktivitas.
Tubuh keliru mengartikan sinyal dehidrasi dari otak sebagai rasa lapar sehingga selera makan meningkat secara berlebihan.
Upaya mencukupi kebutuhan air bagi tubuh sewaktu cuaca dingin di musim hujan dapat diwujudkan dengan melakukan kiat-kiat ini [1]:
Pantau asupan air lewat aplikasi pengingat
Anda bisa memastikan bahwa diri sendiri sudah mengonsumsi jumlah minimal minum air putih harian dengan memasang aplikasi. Sekarang, banyak aplikasi di HP yang dapat diandalkan untuk memberikan notifikasi pengingat minum air dalam kurun waktu tertentu. Jangan tunda konsumsi air setiap kali aplikasi tersebut memunculkan notifikasi sehingga tubuh tetap terhidrasi setiap saat.
Minum air mineral hangat
Salah satu cara paling nyaman untuk memenuhi kebutuhan air harian pada cuaca dingin adalah minum air mineral hangat. Tak hanya bermanfaat untuk menghidrasi tubuh, memilih air mineral hangat juga ampuh mengurangi risiko kedinginan sehingga Anda merasa nyaman saat beraktivitas. Gunakan wadah yang mampu menahan panas dalam waktu lama sehingga bisa menikmati air hangat secara leluasa sewaktu beraktivitas di luar ruangan.
Siapkan air mineral dengan kemasan praktis
Wadah air yang berat dan berukuran terlalu besar terasa merepotkan sehingga banyak orang enggan membawanya ketika beraktivitas. Namun, jangan sampai hal sepele tersebut justru menyebabkan risiko dehidrasi makin besar di musim hujan. Anda patut menyiasatinya dengan cara membawa air mineral yang kemasannya praktis dan nyaman digenggam, seperti AQUVIVA. Air mineral AQUVIVA ukuran 700 ml dikemas dalam botol yang praktis dan ergonomis sehingga cocok dibawa bepergian. Di samping itu, ada pula AQUVIVA kemasan 250 ml yang ukurannya pas untuk berbagai acara dan kemasan 1,6 L yang cocok untuk hidrasi seharian penuh.
Batasi konsumsi makanan dan minuman bersifat diuretik
Sifat diuretik pada makanan dan minuman tertentu menstimulasi ginjal untuk menyaring lebih banyak cairan dan mengeluarkannya dari tubuh. Karakteristik tersebut tentu membuat risiko dehidrasi ketika cuaca dingin semakin besar. Oleh sebab itu, sebaiknya Anda membatasi konsumsinya pada cuaca dingin demi mempertahankan keseimbangan cairan tubuh. Beberapa contoh makanan dan minuman dengan sifat diuretik, antara lain kopi, teh, asparagus, seledri, semangka, dan buah beri [3].
Pasang humidifier di dalam ruangan
Humidifier adalah perangkat elektronik yang berfungsi menjaga kelembapan udara di dalam ruangan agar tetap optimal. Jika kelembapan udara berada pada batas normal, maka risiko dehidrasi selama cuaca dingin pun akan berkurang. Selain itu, manfaat humidifier juga baik untuk meminimalkan gangguan kesehatan akibat udara kering, seperti mata kering, batuk dan iritasi tenggorokan, kulit kering, serta gejala alergi.
Pemahaman tentang pentingnya menghidrasi tubuh saat bulan musim hujan tiba kali ini tentu membuat Anda lebih telaten memenuhi asupan air harian. Apalagi kini ada air mineral AQUVIVA yang siap dukung Anda untuk minimal minum air putih teratur agar terhindar dari dehidrasi. AQUVIVA diambil dari sumber air pilihan dan telah melalui Teknologi 7 Tahap Nano Purifikasi sehingga mampu mempertahankan mineral baik bagi tubuh. Hasilnya, air mineral AQUVIVA hadir dengan kemurnian optimal dan sensasi sejuk untuk mendukung gaya hidup seimbang Anda setiap hari.
Tidak hanya menyejukkan, AQUVIVA juga memberi Anda kesempatan menang hadiah miliaran rupiah lewat Program Kejutan Tutup Botol AQUVIVA. Cukup buka tutup botolnya, cek kode atau tanda hadiahnya, dan Anda bisa menang berbagai hadiah menarik seperti Toyota Fortuner, mobil listrik Wuling Air EV, iPhone, emas logam mulia (LM), hingga miliaran rupiah uang tunai. Program ini masih berlangsung sampai 31 Desember 2025, jadi jangan sampai terlewat beli air minum AQUVIVA sekarang dan temukan kejutan di balik tutup botolnya.
***
Source :
2. NDTV (2025)
Apakah Anda berpikir bahwa air mineral yang jernih selalu baik untuk tubuh? Jawabannya, belum tentu. Tidak semua air yang terlihat murni mengandung kualitas yang dibutuhkan, dan memilih air mineral murni alami sangat penting untuk kesehatan jangka panjang kita.
Meski cuaca dingin saat musim hujan, tubuh tetap butuh asupan cairan. Air Mineral AQUVIVA bantu penuhi kebutuhan hidrasi harian agar tubuh tetap segar dan bugar sepanjang hari.